Friday, 20 March 2020

TUHAN MENGAJARKAN MELALUI CORONA Karya :( KH Bisri Mustofa)

Vatikan sepi.
Yerusalem sunyi.
Tembok Ratapan dipagari.
Paskah tak pasti.
Kabbah ditutup.
Shalat Jumat dirumahkan.
Umroh batal.
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!
Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu.
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.

Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari Tuhan.
Bukan di Basilika Santo Petrus.
Bukan di Kabbah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid.
Bukan di mimbar khotbah.
Bukan di majels taklim.
Bukan dalam misa Minggu.
Bukan dalam sholat Jumat.

Melainkan,
Pada kesendirianmu.
Pada mulutmu yang terkunci.
Pada hakikat yang senyap.
Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian.
Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual.
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali Tuhan itu sendiri!
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.

Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.

Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.
Qalbun mukmin baitullah.
Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.

Biarlah hanya Tuhan yang ada.
Biarlah hanya nuranimu yang bicara.
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.

Rahayu sagung dumadi......

Jakarta 21 Maret 2020
 Ikhtiar dan bermunajat

0 komentar:

Post a Comment